KEDIRI - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan mitra kerjanya Komisi IX DPR RI Nurhadi, S.Pd dari Fraksi NasDem menyelenggarakan sosialisasi tentang pembangunan keluarga berencana (Bangga Kencana) di Balai Desa Surat Kec Mojo Kab Kediri Jawa Timur, Jumat (25/3/2022) siang.
Gencar mengkampanyekan program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga yang kini dikemas dalam istilah baru menjadi Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana disingkat Bangga Kencana.
Dengan adanya kegiatan sosialisasi ini diharapkan para remaja mendapat gambaran terkait bagaimana cara membangun keluarga kecil bahagia dan sejahtera serta generasi berkualitas.
Program ini mempunyai arti yang sangat penting dalam upaya mewujudkan manusia Indonesia berkualitas.
Ada beberapa kasus dimana dampak dari hubungan seksual pranikah yang akhirnya menyebabkan kehamilan yang tidak diinginkan. Para remaja juga harus mendapatkan pembinaan terkait pencegahan bayi stunting demi mewujudkan generasi masa depan yang berkualitas dan berdaya saing.
Program KB tidak hanya alat kontrasepsi saja bahkan di undang-undang tidak ada yang menyampaikan bahwa BKKBN itu lekat dengan alat kontrasepsi.
Manfaat KB selain melakukan pengendalian penduduk dengan mengedepankan kesehatan ibu dan anak dan di masa depan adalah ingin membantu menyejahterakan keluarga terutama remaja.
Dalam memberi pemahaman KB kepada masyarakat mendapatkan dukungan langsung dari Komisi IX DPR RI Nurhadi, S.Pd sebagai mitra kerja BKKBN.
Terlihat dalam sosialisasi kali ini antusias warga sangat bagus kurang lebih 200 orang mengikuti sosialisasi BKKBN yang berasal dari Kecamatan Banyakan, Grogol dan Tarokan Kab Kediri.
Memasuki sesi tanya jawab dari peserta begitu hidup dan gayeng dikarenakan Nurhadi Komisi IX bersama BKKBN Provinsi Jatim untuk memeriahkan acara sosialisasi sudah menyiapkan hadiah.
Pengambilan hadiah dengan cara diundi langsung oleh Nurhadi. Diantaranya, voucher 100 ribu, Setrika, Majicom, Kompor Gas, TV 32" dari Sosialisasi BKKBN Prov Jatim bersama Nurhadi Komisi IX DPR RI.
Mulai dari TV, Kompor Gas, Majicom, Setrika dan voucher belanja. Sesekali Nurhadi sangat pandai membuat suasana semakin meriah dan fresh, ada celotehan yang lagi viral.
Seperti, kancane yo dipikir no, gething aku dan penak..penak melu KB yes....
Perlu diketahui, ada program layanan untuk kasus pelecehan anak dan perempuan serta anak stunting. Masyarakat bisa melaporkan melalui WA 081335873440.
Usai acara sosialisasi saat dikonfirmasi awak media Dra Maria Ernawati, MM selaku Kepala BKKBN Provinsi Jawa Timur mengatakan, bahwa kegiatan sosialisasi ini bekerjasama dengan Komisi IX DPR RI karena sebagai fungsi untuk monitoring atau pengawasan apa saja yang sudah dilakukan BKKBN dalam melakukan sosialisasi.
"Seperti yang kita lihat bahwa sosialisasi Program pembangunan keluarga, kependudukan dan keluarga berencana disingkat Bangga Kencana ini sudah dilakukan menyasar ke desa-desa, " ucapnya.
Menurutnya, untuk data perkembangan angka stunting di Kabupaten Kediri mencapai 18 persen lebih rendah dari rata-rata Provinsi maupun Nasional.
"Saya sudah sampaikan Kepala DP2KBP3A Kabupaten Kediri untuk target per tahun bisa diselesaikan. Kami berharap di tahun 2024 angka stunting yang mencapai 18 persen bisa menjadi 10 persen, " harapnya.
Ditegaskan Maria bahwa upaya yang dilakukan melalui sosialisasi dan pendampingan keluarga. Jadi BKKBN ini sudah membentuk tim pendamping keluarga yang terdiri dari bidan, PKK dan kader KB dan tim pendamping ini sudah ada setiap desa.
"Jadi untuk penanggulangan stunting ini kami setiap lima tahun melakukan pendataan keluarga, namun di tahun 2021 kami tambahkan ada data tentang stunting jadi ada keluarga-keluarga yang beresiko stunting data nama dan alamatnya sudah terdata, " ungkap Maria.
Sementara itu, Nurhadi, S.Pd selaku Anggota DPR RI Komisi IX melakukan sosialisasi terkait program keluarga berencana tentu dengan kerjasama BKKBN sebagai lembaga negara yang menangani program bangga kencana.
Ada hal-hal krusial yang harus kita sampaikan kepada masyarakat untuk tujuan jangka panjang menuju Indonesia Emas 2045.
Hal yang harus diatasi jangka pendek ini Pemerintah Daerah harus ikut terjun langsung. Dicontohkan Nurhadi Diantaranya, antisipasi terkait adanya pernikahan dini, menikah sebelum waktunya atau terjadi hal yang terpaksa harus dinikahkan. Hasil laporan di Kab Kediri akhir akhir ini mulai menurun.
Kedua, angka stunting secara Nasional yang masih tinggi masih diatas 25 persen. Berarti kalau 25 persen dari 10 anak ada potensi 4 anak mengalami stunting.
Bagaimana negara kita mau maju kalau generasi penerusnya kalau 25 persen mengalami stunting. Ini perlu di sosialisasikan tidak hanya di tingkat Nasional, Provinsi, Kabupaten akan tetapi langsung ke desa-desa langsung seperti ini.
Peran legislatif untuk mendorong penurunan angka stunting. Nurhadi menegaskan, upaya yang dilakukan setiap melakukan rapat mengatur regulasi yang ada kita kawal dan sebagai anggota DPR kita memaksimalkan fungsi pengawasan dengan anggaran yang sudah disetujui.
"BKKBN itu melaksanakan sosialisasi dan pendampingan kepada masyarakat utamanya khususnya untuk yang sudah terjadi stunting, "urainya.
Ditambahkan Nurhadi jangan sampai ketika bertumbuh kembangnya tingginya tidak sesuai anak normal, tapi setidaknya pola pikirnya jangan sampai menjadi terbelakang atau idiot, hal ini jangan sampai terjadi.
"Caranya dengan melakukan pendampingan dengan memberikan gizi yang terbaik untuk anak kalau sudah terjadi stunting, " tuturnya.
Harapan kedepan masyarakat menjadi agen perubahan ketika kembali ke rumah masing-masing, kalau bicara masalah keluarga berencana itu dengan menuju keluarga kecil bahagia dan sejahtera itu tujuannya.
"Dengan mulai merencanakan usia nikah yang tepat, usia melahirkan yang tepat dan jarak kelahiran anak pertama dan kedua dan asupan gizi anak serta rencana pendidikan anak perlu diperhatikan. Insya Allah kedepan Indonesia memiliki generasi-generasi berkualitas alias generasi emas, " tutup Nurhadi.